• Posted by : Sendie Nur Hidayat^^ Rabu, 05 November 2014

    oii oii para pembaca Fanfiction xD
    Kali ini admin mau bercerita sedikit tentang pengalaman pribadi, karena juga Admin sedang ada tugas dari sekolah untuk membuat suatu cerpen. Mohon maaf apabila ada kata yang salah, kesamaan tempat, maupun kesamaan nama .

    Ingin tau seperti apa ? Cekidot ._.








    Pencurian Berantai
    Mentari pagi mulai menunjukan warna keemasan dari ufuk timur, suara ayam berkokok pun menghiasi alunan warna keemasan di pagi hari, dengan sedikit malas saya membuka mata untuk menyesuaikan dengan cahaya yang saya terima dikala mata saya terbuka, rasanya masih sedikit pusing, tapi saya harus segera bersiap-siap untuk berangkat ke Sekolah. Setelah mengumpulkan beberapa tenaga saya beranjak dari tempat tidur untuk beribadah pada yang Maha Kuasa, dan bersiap-siap. Kali ini saya sangat bersemangat sekali karena di hari Rabu terdapat pelajaran yang saya sangat sukai, yaitu Matematika.
    Setelah saya sampai di sekolah, saya segera menyimpan tas dan menyapu lantai. Benar, hari ini pula saya bertugas sebagai anggota Piket kelas. Mungkin yang saya sedikit tidak suka adalah itu, menyapu lantai hingga bersih dan akhirnya lantai itu kembali seperti semula. Ya! Kotor sekali.
    Oh ya, Nama saya Azkia, tetapi orang lain memanggil saya dengan nama panggilan Kha, dari nama Azka. Di tahun ajaran ini saya sedang menempati kelas 9 di Sekolah Menengah Pertama Negeri Angkasa 2. Di kelas saya menduduki jabatan sebagai Wakil Ketua Murid. Benar, tahun ini saya enggan menjadi ketua murid karena berbagai alasan.
    Lonceng pun berbunyi, panggilan mujarab yang sangat berpengaruh pada semua anak-anak, mereka  terlihat memasuki ruangan dan menempati tempat duduk yang masih kosong, tetapi tidak banyak juga siswa-siswi yang dengan senangnya berdiam diri diluar dan melihat pemandangan sekitar.
    Pelajaran pertama pun dimulai, seorang guru terlihat memasuki ruangan dan semua anak  dengan sigap masuk dan segera membaca Al-qur’an dan berdoa hingga akhirnya mengucapkan salam. Tanpa aba-aba guru itu memulai pelajarannya yaitu memberikan materi tentang Bangun ruang sisi lengkung. Dengan perasaan yang sama anak-anak terlihat memperhatikan guru tersebut.
    Pelajaran pertama, kedua, ketiga, keempatpun terlewati. Hingga sang Lonceng pun berbunyi lagi dan membuat wajah para anak-anak terlihat berbeda. Sebelumnya saya melihat wajah mereka di tekuk, tetapi anehnya setelah mendengar suara itu mimik wajah mereka berbeda. Semuanya berbondong-bondong menuruni kelas untuk pergi ke kantin. Ada juga alasan lain, yaitu peraturan di sekolah ini pun tidak boleh berada dalam kelas pada jam pelajaran istirahat. Saya tidak tahu alasan jelasnya, tapi tidak apalah. Saya harus menurut.
    Saya dan Carla menuruni tangga, satu persatu anak tangga kami turuni, sungguh berat sekali tinggal di lantai 3, kenapa? Karena menaiki dan menuruninya membutuhkan banyak tenaga. Ketika mencapai lantai paling bawah, kami sangat merasa senang dan bebas. Ketika saya dan Carla hendak pergi ke beberapa kantin di belakang sekolah, saya melihat Rival keluar dari sekolah. Dan banyak anak laki-laki sedang berkumpul. Entah apa yang saya pikirkan, mungkin dia ingin PhotoCopy tugas ? Atau ke Warnet ? entahlah, dengan tiba-tiba semua pikiran itu melayang di pikiran saya. Tapi sudahlah, untuk apa saya memikirkannya ? Toh tidak ada untungnya. Haha.. Saya pun melanjutkan Istirahat dengan teman-teman .
    Tanpa terasa, waktu istirahat harus berakhir dan harus kembali pada jam pelajaran ke lima, dan ke enam. Kebetulan sekali Pelajaran kali ini adalah pelajaran Bahasa Inggris. Miss Rike sebagai Guru Bahasa Inggris datang ke kelas dan bercakap-cakap menggunakan bahasa inggris, hanya sedikit siswa / siswi yang mengerti apa yang ia ucapkan, sampai-sampai saat Miss Rike memberikan sebuah lelucon, suara tawaan hanya sedikit yang terdengar.
    Tapi kesenangan tersebut hanya Sebentar! Ya! Ada hal yang terjadi di kelas ini. Seorang Siswa bernama Raka mengoceh di belakang. Entah apa yang ia ucapkan tapi saya tetap fokus kepada Miss Rike, tapi kegaduhan itu membuat saya tidak bisa fokus lagi dan melihat ke arahnya. Miss Rike pun melihat ke arah yang sama.
    Hah? Raka? Raka kehilangan HandPhone nya? Ahhh.. itu mungkin lelucon, mana mungkin bisa seperti itu. Saya sedikit tidak menghiraukannya karena biasa, sering tangan-tangan jahil beraksi tetapi itu hanya sedikit ocehan belaka. Tapi dugaan saya mungkin salah. Miss Rike yang sedari tadi sedang asyik menjelaskan. Ia tiba-tiba tertuju pada Raka dan bertanya “ Raka? Ada apa ribut di belakang? “ Miss Rike tiba-tiba memfokuskan pandangannya ke pada Raka dan menghampirinya. “ Saya kehilangan handphone bu “ wajah lemas raka sangat terlihat. Miss Rike pun melontarkan pertanyaan keduanya “ Memang kamu tadi menyimpannya dimana? “ dengan sigap Raka menjawab “ Didalam tas Bu “ dengan mengerutkan alisnya Miss Rike bertanya lagi “ Benarkah yang kamu katakan? Di dalam tas? Mana mungkin bisa hilang “ Raka dengan perasaan  waswas menjawab lagi “ iya Bu, saya menyimpannya di dalam tas sewaktu saya Istirahat “ Miss Rike kelihatan tampak bingung. Setelah berfikir beberapa saat, Miss Rike Menyuruh kami untuk membukakan semua isi tas kami.
    Seketika kelas menjadi Ricuh. Rival berkata “ hayoo siapa yang mencurinya, jujur saja “ tetapi saya lihat semua mimik mukanya tidak ada yang mencurigakan. Mungkin saya hanya berfikir terlalu jauh. Saya berfikir saya bisa menjadi seorang Detektif Manga ternama yaitu Shinichi Kudo salah satu tokoh dari Manga Detektif Conan karya Aoyama Gosho. Hanya bualan belaka bukan ? Saya mencoba mereset pikiran barusan dan kembali melihat sekeliling . Anehnya kali ini saya mendapatkan firasat bahwa seseorang yang mencurinya adalah laki-laki. Belum ada bukti sama sekali. Tapi kecurigaan saya sedikit membuat tidak enak.
    Beberapa menit berlalu dan penggeledahan pun selesai, tapi tidak nampak sedikitpun handphone Raka tersebut. Setelah selesai saya belum mendapati wajah waswas dari teman-teman saya. Miss Rike pun mengakhiri pencarian itu. Terlihat dari wajah Miss, Ia menandakan bahwa pencurinya itu ada di kelas ini. Saya pun merasa seperti itu.
    Miss tidak bisa menemukan seorang pencurinya karena tidak ada barangnya maupun bukti. Akhirnya Miss menasehati kami, mungkin seperti menakut-nakuti jika orang yang mengambil itu adalah di kelas ini. Tak habis pikir dengan semua kejadian, saya menjadi sedikit takut. Raka pun pasrah dan tidak bisa berbuat apa apa. Loncengpun menandakan jam pelajaran ini berakhir, dengan sedih Raka pulang dengan wajah yang sangat kecewa. Mungkin handphone itu baru ya? Saya tidak tahu.
    Beberapa minggu sudah terlewati, saya mendapati Raka memakai Handphone lamanya yang layarnya telah retak. Saya sungguh iba melihatya, ingin sekali pada saat itu saya bisa menolong, tapi apa daya saya hanya seorang siswi yang tidak bisa berbuat apa apa, dan saya juga bukan ahli penerawang yang bisa melihat sisi kejujuran semua orang. sungguh payah.
    Masih dengan rasa penasaran yang tinggi, saya mencoba sekali lagi bertingkah seolah-olah saya adalah Detektif itu. Saya memiliki tersangka tersendiri. Bolehlah kita sebut dengan 3 orang ini, 1) Ronal , 2) Rival , 3) Gani . Saya punya alasan tersendiri untuk mencurigai mereka.
    Ronal, hmmmm Ronal ini yang saya tau dia agak sedikit Nakal, memasuki sebuah perkumpulan tertentu, dan dengan data yang saya kumpulkan dia sering mencuri barang teman saya, tapi yang saya ketahui hanya 1 orang yang sering ia curi, tapi orang itu membiarkannya saja dan memaafkannya.
    Rival, Ia adalah teman baik saya, kecurigaan saya sangat sedikit sekali karena ia adalah teman dekat saya dan teman curhat. Saya pikir dia sangat baik. Tapi entah kenapa dia memasuki List kecurigaan saya. Mungkin pada saat istirahat itu? Haha yang benar saja.
    Gani, Ia juga pribadi yang baik, tetapi saya pernah mendapati dia mencuri topi kalau tidak salah. Tapi itu menurut sudut pandang saya. Saya tidak terlalu tau menau tentang dia.
    Memang benar, saya tidak memiliki alasan yang kuat untuk itu, tapi saya ingin mengungkap kebenarannya , Alasan? Apa saya butuh alasan untuk itu? Entahlah, tapi saya menyukai hal seperti ini, seperti yang tadi saya katakan “ Berpura-pura menjadi seorang Detektif “
    Hari ke 1 – 9 , Saya melihat gerak-gerik mereka bertiga, Mereka benar-benar seperti layaknya siswa biasanya. Bermain bersama teman-teman, membeli makanan bersama-sama, dan membuat kekonyolan bersama. Saya tidak habis pikir harus berbuat seperti apa. Hingga muncul suatu kata di kepala saya. Tidak mungkin mereka yang melakukannya. Benar kan? Mana mungkin ada teman yang tega mengambil hak milik temannya untuk kesenangan sendiri ? Itu tidak mungkin !
    Hari ke 10 , Saya bertanya sekali lagi pada Raka tentang kejadian tersebut dan meminta detail keterangan saat ia kehilangan benda berharganya dia menjawab “ Kha, Saya benar-benar menyimpannya di dalam tas. Saya yakin, terakhir kali melihatnya pada saat lonceng Istirahat di mulai. Saat saya mengambil uang, handphone itu masih ada. Dan saat memasuki pelajaran Inggris saya melihat dan tiba-tiba itu hilang “ hmmm.. itu membuat saya berfikir berulang kali. Kenapa ya? Kenapa bisa? Kapan si pencuri itu mengambil Handphone nya ? Oh ! Atau mungkin dari kelas lain ? Kelas mana ? Sebelah ? Argh! Jika si pencuri berada di kelas sebelah, saya sangat sulit untuk mendapatkan data.
    Akhirnya hari itu pun tiba, Hari dimana saya sangat kehilangan akal, saya berfikir saya sangat bodoh memikirkan hal seperti itu. Saya bukan siapa-siapa dan tidak akan mungkin mengulang kejadian yang telah berlalu. Saya pun memutuskan untuk memfokuskan kepala saya pada pelajaran untuk persiapan UTS .
    Beberapa bulan terlewati, saya mendengar banyak berita tentang simpang siur kehilangan uang di kelas. Tapi saya memaksa pikiran saya untuk tidak mendengar semua itu dan berusaha menutup mata dari kejadian-kejadian tersebut, mungkin itu hanya umbaran gosip dan tidak ada kaitannya dengan insiden yang lalu. Sudahlah ! Fokus UTS !
    Beberapa bulan terlewati, UTS pun hampir selesai dilaksanankan, Semester ini pun saya mendapat nilai yang lumayan bagus. Saya sangat bersyukur bisa mendapatkan itu. Senang tentunya.. Tapi kesenangan itu memang belum memuaskan, Karna saya tidak bisa menyelesaikan insiden yang lalu.
    Awal minggu ini adalah Senin, Dimana Upacara bendera berlangsung, Hari ini pula di sebuah tempat les yang saya ikuti akan diadakan Try Out dengan mata pelajaran Matematika, Fisika, Biologi, IPS, Bahasa Inggris, dan Indonesia. Sungguh banyak bukan? Karena itu pada jam Istirahat saya dengan teman satu tempat les yang bernama Fajar pergi ke ruang Perpustakaan untuk belajar. Setelah berdiskusi tentang Mata pelajaran, Fajar tiba-tiba bertanya dan mengagetkan saya “ Dikelas mu waktu itu terjadi suatu Insiden ya? “ saya mengerutkan kening dan bertanya “ Iya, Memangnya ada apa? “ dengan tampang biasa biasa saja Fajar hanya menjawab “ Tidak .. “ Disana saya mulai teringat insiden kejadian lalu. Argh! Dia sangat menyebalkan mengingatkan kekecewaan saya muncul lagi. Dengan antusias pun saya mengintograsinya “ Memang, kamu ada sedikit data tentang kejadian itu ? “ dia hanya asik dengan bukunya dan membuka halaman buku IPS yang sedang dia baca. Sungguh menjengkelkan! Dia tidak menjawab, dengan sedikit agak keras saya kembali bertanya “ Hey Tuli, Apa kamu memiliki data tentang Insiden itu? “ dengan hati-hati dia menjawab “ Kamu harus berhati-hati saja, saya tau orang yang mencuri handphone itu “ Seperti tersambar petir saat mendengar itu. Kenapa dia tau? Apa dia seorang detektif? Pertanyaan konyol mengganggu lagi pikiran saya. Saya kembali bertanya “ Siapa Dia ? “ dengan sedikit aga lama dia menjawab “ Teman dekat saya dan kamu “ saya kaget mendengarnya! Tanpa balasan dari saya loceng untuk memasuki kelas berbunyi lagi dan kami pun beranjak ke kelas masing-masing.
    Di saat ingin memasuki kelas, saya berfikir berulang ulang, Teman dekat saya dan Dia?! Apakah Ronal ?! ya Ronal, dia yang sering mencuri barang ! Benar orang yang saya bicarakan waktu itu adalah Fajar, dia orang yang sering di curi barangnya oleh Ronal. Pada saat yang sama saya mendapat bayangan seperti itu. Karena mana mungkin Rival dan Gani yang melakukannya? Yakan? Dia kan baik sekali.
    Setelah pulang sekolah saya pergi ke tempat Les untuk mengerjakan Soal Try Out nya itu, tapi sebelumnya, saya ingin mengisi perut karena sejak istirahat saya tidak membeli makanan. Saya pun mengambil uang, dan membukakan resleting tas saya. Ah! Ternyata masih ada uang di saku! Dengan sigap saya mengambilnya dan menutup kembali tas . Setelah itu saya pergi ke tempat les dan mengerjakan TO, setelah itu saya pulang dan segera mandi, sholat, dan tidur karena sudah cukup malam.
    Huaaahhhh.... Hari pun dimulai lagi, seperti biasaa saya harus bersiap-siap, tapi pagi ini berbeda, ibu saya memanggil dengan kencang “ Azkaaa... “ dengan cekatan saya menghampiri Ibu dan menanyakan ada apa, sehingga Ibu pun menjawab “ Ah tidakk, ibu mengagetkanmu ya nak? Maaf maaf, ibu hanya ingin menukarkan uang pada Azka “ jelas ibu “ Ohh begitu, menjadi lebih kecil kah? Tapi berapa uang yang ibu minta? “ tanya saya kepada ibu. “ emm 50 dengan uang kecil, adakan ? “ saya pun melangkahkan dan membuka tas saya. Setelah saya membuka dompet, Seperti sebuah kejutan yang sangat tidak indah! Tidak !!! uang saya ! Uang saya tidak ada sama sekali ! apa saya lupa menyimpannya !! berulang kali saya melihat isi dompet dan meluruskan pikiran saya, tetapi tetap saja! Tetap saja uang itu tidak terlihat ! sampai-sampai uang yang saya simpan di dalam pinggir dompet tidak ada, saya hanya mendapatkan uang 2 buah koin  500 rupiah .
    Disaat itu saya terduduk terpaku dan tidak bisa berfikir jernih, saya fikir saya marah. Tapi marah karena apa? Saya sangat bingung. Dengan spontan orang yang pertama kali saya hubungi adalah Fajar. Saya bercerita tentang hilangnya uang berjumlah 130 ribu itu padanya. Saya memaksanya untuk memberi tahu siapa orang yang pernah mencuri handphone Raka.
    Dengan terpaksa dia menjawab “Rival” Haahhhhhhhhhh!! Saya tidak percaya, mana mungkin dia ? Dia kan baik ? Dia juga sering bercerita pada saya. Mana mungkin dia seperti itu ? Saya meminta penjelasannya lebih rinci, ternyata pada hari diwaktu insiden itu, Fajar tau jika Rival keluar dari sekolah untuk menyimpan Handphone Raka. Wah wah, saya benar-benar tidak menyangka. Setelah mendengar semua itu tudingan atas kehilangan uang saya itu tertuju padanya.
    Tetapi kenapa? Kenapa pada saat hari senin saya tidak memeriksa dompet? Kenapa saya malah mengambil uang dari saku dan menutup kembali tas nya? Jika ia mencuri kapan? Saat saya berada di perpustakaan? Bertubi-tubi pertanyaan muncul kembali di dalam pikiran saya. Entah mengapa air mata keluar tanpa di sengaja.
              Saat itu juga saya berangkat ke sekolah, banyak sekali orang yang bertanya kenapa saya menangis. Tetapi saya tidak berani mengatakan orang yang mencurinya adalah Rival. Saya takut menyakiti perasaan teman saya sendiri. Meskipun pada awalnya saya ingin mengetahui sampai-sampai dengan kehilangan uang. Tapi saat mendengar dia yang mencuriya saya sungguh tidak bersemangat.
              Hingga Carla mendekati saya, “ Kha, kenapa kamu menangis? “ dengan terpaksa saya menjawab “ Saya kehilangan uang Car “ dengan tampang yang kaget dia berkata “ Hah? Uang? Sebentar kha sebentar.. kehilangan uang berapa besar ? “ dengan dingin saya menjawab “ 130 “ carla duduk di pinggir saya dan sekali lagi berkata dengan suara pelan “ sssstttt kha, sebenarnya bulan kemarin juga saya kehilangan uang 100rb “ saya mencoba membenarkan telinga saya dan sekali lagi mengingat apa yang ia ucapkan “ sebenarnya bulan kemarin juga saya kehilangan uang 100rb “ wahhh sungguh perkataan yang tidak dikira! Dia juga bernasib sama seperti saya. Dia pun bercerita panjang lebar, ternyata eh ternyata.. ada 7 orang yang kehilangan uang berjumlah 100rb , 50rb hingga 20rb!
              Carla memaksa saya untuk memberikan apa yang saya tahu, akhirnya saya kalah dan menceritakan semua yang saya tahu. Carla memanggil semua teman-teman dan menceritakan semuanya juga, sebenarnya saya masih takut dengan keadaan yang akan terjadi. Tapi saya juga bingung bagaimana menyelesaikan masalah ini. Isu itu pun dengan waktu beberapa menit tersebar keseluruh siswi di kelas. Mereka pun menyatakan Alibi nya masing-masing. Ada juga siswi yang berkata bahwa memang Rival selalu dengan senang membuka-buka tas orang lain.
              Disana saya sangat yakin bahwa yang melakukannya adalah dia. KM pun mendengar semua cerita kami dan ingin menceritakannya kepada BK. Saya kembali takut, takut menjadi saksi, saya takut jika masalah dibawa sejauh ini meskipun saya memang agak kesal.
              Akhirnya Insiden ini pun bisa saya ungkap meskipun saya benar-benar tidak bisa menjadi Detektif. Saya sungguh tidak menyangka orang yang bersih dari tuduhan saya yang melakukannya. Hmm saya jadi ingat sebuah kalimat “ Didunia ini tidak ada yang tidak mungkin “ Benar saja semua itu, hal yang sedikit apapun bisa menjadi sebuah permasalahan. Benar sekarang saya benar-benar mengerti arti dari kalimat tersebut.
              Insiden ini lah yang membuat saya menjadi lebih berhati-hati dalam menyimpan uang atau barang. Saya harus menyimpan uang saya di rumah dan tidak pernah di bawa lagi ke sekolah, dan Handphone.. ya Handphone, harus selalu disimpan di tempat yang aman. Jika perlu harus selalu dibawa-bawa.






    Kata Kunci Pencarian :
    1. Cerpen Pribadi
    2. Cerpen Singkat Bahasa Indonesia
    3. Tugas Cerpen
    4. Cerpen Bahasa Indonesia

    Leave a Reply

    Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

  • Copyright © 2013 - Hyperdimension Neptunia

    Sendie Nur Hidayat^^ - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan